MEMORIES [2/?]

ff1

“M E M O R I E S”

(part two)

by 

@ruthdynts

Main Cast: Cho Kyuhyun, Sierra Wright, Choi Siwon

Others Cast: Im Hyejeong, Lee Hyukjae, Kim Yura

Genre: Sad, Romance, Friendship

NOTE: holla ELF i’m back. thanks yah buat yang udah baca FF buatanku. kemarin part onenya udah dipost kan? gimana suka ngga? nah buat yang belum baca silahkan cek disini >> MEMORIES [1/?] << oke gapake basa-basi happy reading guys, hope you like it and SAY NO TO PLAGIAT ^^

– – – – – – – – – – – – –

 “ketika pengorbanan yang kau lakukan slama ini, harus dibayar pahit oleh kenyataan yang ada”

– – – – – – – – – – – – –

kuambil handphoneku mencoba untuk menghubungi seseorang, walau aku tidak tau apakah dia bisa membantuku saat ini atau tidak. namun yang pasti aku sangat membutuhkannya sekarang.

“Yeoboseo…” kudengar suara dari ujung telfon itu menjawabnya 

“Ne, oppa aku membutuhkanmu sekarang” aku menutup telfonnya masih tetap dengan linangan airmata dipipiku ini.

– – – – – – – – – – – – –

aku menangis sesegukan. kepada siapa aku harus mengadu? Hyejeong? tidak mungkin! dia kan sedang marah padaku, gila saja kalo aku masih berani nekat. Lee Hyukjae? ha! dia pasti akan lebih membela kekasihnya itu daripada diriku. Mom? ah aku tau dia sangat sibuk. memikirkan perusahaannya saja sudah membuatnya stress. ditambah dengan hal ini? ah aku bahkan tidak dapat membayangkannya. Siwon? ah bahkan dia sedang tidak berada di Korea sekarang, lagipula masalahku inikan karna dirinya juga, karna aku mati-matian membelanya.

Cho Kyuhyun..? yah aku dengar nada bicaranya  saat ku telfon tadi memang jadi sedikit berbeda, entah khawatir atau bingung harus melakukan apa. entahlah yang jelas sangat tidak mungkin baginya untuk kembali ke Korea dalam keadaan seperti ini. dia kan sedang melaksanakan Tour Konser KRYnya di Jepang. it’s impossible, right?

tapi apakah mungkin? apakah mungkin semua yang dikatakan Hyejeong itu benar? aku tau dari dulu Hyejeong menunjukkan rasa ketidaksukaannya pada Siwon. aku ingat jelas bagaimana marahnya dia saat itu – saat aku bercerita padanya mengenai Siwon.

– – – – – – – – – – – – –

(FLASHBACK)

“Kau tidak sekolah lagi hari ini. kau ingat kan, kalo sebentar lagi kita akan mengikuti Ujian Akhir? darimana kau?” tanya Hyejeong.

I know, kau tenang saja Hyejeong aku tidak akan melupakan hal itu kok dan soal aku darimana, aku habis berjalan-jalan dengannya. hmm lihat ini” kataku sambil tersenyum dan menunjukkan sebuah cincin yang melingkar di jari manisku ini.

“Eoh, i see! pria yang bernama Choi Siwon itukan? Heh! dia bahkan bersikap terlalu berlebihan kepadamu, apa dia melamarmu?”. aku mengangguk.

“Ayolah Sierra, kau ini bahkan baru mengenalnya selama beberapa hari. apakah kau tidak menaruh curiga atas sikapnya kepadamu? sebagai seorang sahabat aku bahkan mempunyai firasat yang tidak enak tentang sikapnya itu, sungguh sikapnya itu bahkan terlalu berlebihan kepadamu”

aku menarik nafas panjang. hatiku panas. sungguh! sangatlah salah, aku harus menceritakan hal ini padanya – Hyejeong. aku pikir dia sudah berubah tapi ternyata, sikapnya itu tetaplah sama. tidak pernah dan tidak akan pernah menyukai Choi Siwon.

“Hyejeong! kurasa kali ini kau terlalu berlebihan! berhentilah bersikap kasar kepadanya atau aku TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKANMU” kataku seraya pergi meninggalkannya.

Hyejeong kau benar-benar keterlaluan!

(FLASHBACK END)

– – – – – – – – – – – – –

aku menangis sejadi-jadinya apalagi ketika memories itu seakan kembali terukir dipikiranku. sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengan Hyejeong lagi. terakhir aku dapat kabar dari salah seorang teman sekelasku – Kimmi, yang bilang kalau Hyejeong sudah pindah ke Korea Selatan karna harus ikut dengan orangtuannya. maklum Hyejeong anak tunggal, jadi ayah dan ibunya sangat over protective kepadanya. kemanapun ayah dan ibunya pergi, Hyejeong pasti akan ikut juga. itulah sebabnya Hyejeong tidak pernah tinggal dan menetap lama di suatu negara.

hari berganti bulan, bulan berganti tahun dst. sampai akhirnya aku kembali mendapatkan info tentang keberadaan Hyejeong. jujur sampai saat itu, hanyalah Hyejeong sahabat yang dapat aku percaya. aku meminta maaf padanya dan rupanya diapun sudah melupakan hal itu, woah senang rasanya.

tapi sekarang, kalian lihat sendiri kan? persahabatan kami terancam hancur kembali, hanya karna orang yang sama Choi Siwon. siapa yang harus aku pilih? Hyejeong – Sahabatku atau Siwon – Kekasihku? sungguh aku benar-benar dilema menghadapi semua ini. air mataku ini terus jatuh, seakan tidak pernah ada habisnya.. hingga akhirnya akupun tertidur kelelahan.

***

akupun terbangun saat mendengar suara bell apartemenku ini berbunyi ting nong ting nong….

“Yak tunggu sebentar… siapa ya?” ketika pintu itu kubuka

“Annyeong.. apa benar kau Sierra? kata wanita yang berkunjung ke apartemenku itu

“O.. oh ne, Sierra imnida” kataku ragu-ragu

“Kim Yura imnida, bolehkah aku masuk?” katanya

akupun mempersilahkannya masuk. hatiku masih bertanya-tanya siapa dia? dan ada keperluan apa dia datang berkunjung malam-malam begini? aku bahkan sama skali tidak mengenalnya.

“Silahkan duduk” kataku yang masih kelihatan bingung. “Trimakasih..”

“Ada keperluan apa kau datang kemari? kita bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, Ne?” kataku tanpa basa-basi. dia mengangguk

“Aku tau, kau pasti bingung. siapa aku dan ada keperluan apa sampai aku datang kesini. sejujurnya aku masih ragu, apakah aku harus menemuimu atau tidak, tapi… aku ingin bertemu denganmu Sierra, orang yang berjasa dihidupku” katanya memulai pembicaraan

 “Ber.. berjasa? berjasa atas hal apa?” kataku semakin bingung.

“Berjasa karna kau telah mengebalikan kepercayaan diri Siwon yang hilang, pasca aku tinggalkan dan aku telantarkan” katanya dengan mata berkaca-kaca

“Dulu.. aku sakit, sampai aku harus pergi dari satu negara ke negara lainnya untuk bisa melakukan pengobatan, aku berjuang demi satu kata yaitu sehat. agar aku bisa menjalani hidupku kembali” airmatanya kali ini tidak dapat dibendung lagi.

“Aku pergi tanpa memberitahukan Siwon, aku takut nantinya dia akan sakit hati atas kepergianku ini. tapi, walaupun begitu aku tetap selalu mengontrolnya. aku menyuruh orang suruhan ayahku untuk mengawasi kemanapun Siwon pergi. apa yang dia lakukan, dengan siapa dia saat itu, apakah dia baik-baik saja, semuanya. bahkan ketika Siwon pergi mengunjungi rumah rekan bisnis ayahnya di California beberapa tahun lalu sampai dia akhirnya bertemu denganmu, aku juga tahu” aku diam. tidak bergeming.

“Kau.. mampu membuat Siwon bangkit lagi. memberikannya kasih sayang tulus, sehingga hatinya yang hancur perlahan mulai utuh kembali”

hancur? dia pikir hanya Siwon dan dia saja yang hancur? aku juga! kini kurasakan perih yang teramat sangat bukan hanya dihatiku, tapi juga dimataku “Uljima Sierra, uljima” kataku dalam hati.

“Aku bersyukur, karna Tuhan mempertemukan kau dengan Siwon. kau adalah orang yang baik, Sierra ssi” dia tersenyum kecil.

“Dan rasa syukurku itu bertambah ketika dokter menyatakan bahwa penyakitku 100% sembuh, kau tau aku benar-benar merasa menjadi orang yang paling berbahagia di muka bumi ini. rasa sakit dan lelahku slama ini yang terus menerus berdoa demi kesembuhanku, akhirnya didengar Tuhan juga”

pecah sudah airmataku. wanita ini! jadi dia mantan pacar Siwon kah? atau mungkin ….

“Dan kau tau? setibanya dari Singapore beberapa bulan lalu aku kembali dipertemukan dengan Siwon. dia sungguh berubah, makin tampan lebih tepatnya. dia bukan Siwon yang aku kenal saat aku pergi meninggalkannya dulu, dia yang sekarang jauh lebih mirip seorang bussinessman kaya raya yang digandrungi banyak wanita”

“Dan inilah aku, dengan segala kelemahanku. kuakui rasa cintaku pada Siwon masih ada, menggebu-gebu bahkan. perlahan tapi pasti aku ingin merebutnya kembali dari kau. yah walau memang sih saat aku bertanya padanya mengenai kau dan dia hanya menjawab ‘oh Sierra, hem aku hanya menganggapnya sebagai adikku saja’ itu katanya. tapi aku tau dia pasti berbohong. ah lelaki itu, dipikirnya aku tidak tau apa kalau kau diberikan cincin olehnya” kata Yura sambil memberi penekanan kata ‘cincin’.

 hancur sudah perasaanku saat ini, namun sikapnya yang terlalu baik dan polos inilah yang membuatku tidak dapat marah padanya. aku hanya mampu menahannya sendiri. menahan dalam isak tangisku.

Yura menghampiriku, tangannya yang lembut memegangku “Sierra ssi mohon maafkanlah aku, maafkan aku atas segala kesalahanku slama ini kepadamu. mohon izinkanlah aku dan dirinya bahagia, karna Siwon.. dialah satu-satunya pria yang menjadi alasanku untuk terus hidup dan bertahan menghadapi semua ini” Yura menangis.

aku diam. tidak mampu berbicara. yang ku tau rasanya itu sangat sakit sekali.

“Ini.. aku mohon kau dapat datang ke acara pertunangan kami, aku harap kau bisa datang. kedatanganmu keacara ini sama hal nya dengan kau memberikan izin dan restumu kepada kami berdua” katanya sambil memberikan surat undangan pertunangan itu.

“Sierra ssi, sekali lagi mohon maafkanlah aku” kata Yura seraya memelukku dan kemudian pergi meninggalkanku yang memantung. diam dalam isak tangisku yang seakan sebentar lagi akan segera pecah.

aku diam tak bergeming. jadi dia hanya menganggapku sebatas adik saja? baiklah! ku rasa aku terlalu berlebihan selama ini. kecewa? itu pasti. seakan hatiku pun menjerit:

“pengorbanan yang aku lakukan slama ini, sepertinya harus dibayar pahit oleh kenyataan yang ada”

=== Tous Les Jours === 

“MWOYAAA” kata Hyukjae kaget.

“Sssstt! diam jangan sampai ada yang tau” kata Hyejeong memerintah.

“Aish kau ini. kan sudah ku bilang jangan memberitahukannya soal kejadian malam itu, tapi tetap saja kau memberitahukannya” kata Hyukjae kesal.

“Heh ya Oppa! aku bersikap seperti itu karna aku menyayanginya sebagai seorang sahabat”

“Yak! Changiya, aku tau kau dan Sierra ssi itu bersahabat dan kau juga sangat menyayanginya, ne? tapi bukan skarang waktu yang tepat untuk memberitahukan semuanya. kita harus cari bukti-buktinya dulu. kau lihatkan? sekarang masalah malah jadi semakin runyam, eottokhae?” kata Hyukjae yang mulai putus asa dan mereka berduapun terdiam.

sampai akhirnya …….

“Siapa?” kata Hyukjae penasaran melihat panggilan masuk di handphone kekasihnya itu

“Oppa lihat saja sendiri! aku sedang kesal, aku tidak mau mengangkat telfonnya” kata Hyejeong sambil mendengus.

“Heh yah! kau tidak boleh begitu, ayo cepat angkat” kata Hyukjae memerintah

“Nah lihat sendiri kan.. sudah dimatikan, aku yakin dia hanya mau me….” Hyejeong pun menahan kata-katanya.

handphone Hyukjae berbunyi. dengan cepat Hyukjae pun langsung mengangkatnya.

Yeoboseyo.. ah Sierra ssi waeyo? Gwenchana?” Hyukjae mulai terlihat panik

 Hyejeong yang penasaran pun mulai mendekatkan telingannya ke handphone kekasihnya itu. terdengar samar-samar suara dari ujung telfon sana.

“Hyukjae .. a..apa ka..u bers..a..ma Hyejeong?” suara isak tangis Sierra pun terdengar.

“Ne, aku sedang bersamanya saat ini, waeyo? apa terjadi hal yang buruk padamu”  Hyukjae mulai terlihat panik, begitupun dengan Hyejeong.

“Wa.. wanita itu! tu.. tunangan Siwon.. dia datang kesini” suara Sierra terdengar seakan berat untuk mengatakannya.

“HAH TUNANGAN” saat ini bukan hanya Hyukjae yang kaget tapi Hyejeong juga.

“YAK!!! Sierra.. kau dimana sekarang?” 

“Eoh arraseo! tunggu disana. aku akan datang 10 menit lagi dan ingat jangan lakukan hal apapun yang dapat membahayakan hidupmu” kata Hyejeong yang entah sejak kapan sudah menarik paksa handphone milik kekasihnya itu – Hyukjae.

dan HyeJae pun bergegas meninggalkan cafe itu menuju ke apartemennya Sierra.

=== Apartemen ===

“SIERAAAAA” kata Hyejeong setibanya di depan pintu apartemen Sierra.

“Yak changi.. kau ini, berhentilah berteriak” kata Hyukjae sedikit kesal.

“Aku khawatir padanya, oppa!”

“…….. ASTAGAA SIERRA APA YANG KAU LAKUKAN” Hyejeong dan Hyukjae pun bergegas berlari mencoba untuk mengangkat tubuh Sierra yang sudah terbaring dilantai kamar apartemennya.

“Sierra ssi, gwenchana? apa kau habis minum?” kata Hyukjae setelah menghirup aroma bau alkohol dari mulut Sierra.

“Gwen.. chanayo Hyuk… jae ah” kata Sierra dengan mata yang lembab dan sayu. tubuhnya lemas sekali.

“Sierra kau minum? astaga! tidak seharusnya kau jadi begini” namun hanya dibalas dengan senyum kecil oleh Sierra.

“Mianhae Hyejeong…”

Sierra masih setengah sadar namun tetap mencoba untuk mencari sosok keberadaan sahabatnya – Hyejeong. dan ketika Sierra bisa mendapatkan sosok itu, Sierra langsung memegang tangan sahabatnya itu sambil berkata,

“Hyejeong… mianhae. jeongmal mianhae” kata Sierra memohon maaf.

“Harusnya dari awal aku percaya padamu bukan dia. bahkan karna dia, kita jadi begini”

Hyejeong menangis. “Gwenchanayo Sierra, aku sudah memaafkanmu” kata Hyejeong masih dengan posisi memeluk sahabatnya itu. Hyukjae yang melihat keadaan itupun tidak tega hati. Hyukjae pun keluar dari kamar itu, mencoba untuk membiarkan kedua sahabat itu saling berbicara satu sama lainnya.

***

“Sierra sudah tidur” kata Hyejeong setelah keluar dari kamar Sierra.

“Syukurlah” kata Hyukjae yang sedari tadi menunggu diluar kamar.

“Siwon.. heh! aku curiga kepadanya, apakah mungkin dia tau keadaan Sierra yang seperti ini sekarang? atau mungkin dia hanya sedang memikirkan rencana pertunangannya itu?”

“Entahlah, yang jelas dia bukan lelaki yang gentle” kata Hyukjae meremehkan.

***

“SIERRA!!!” Sierra, Hyejeong dan Hyukjae pun segera menoleh kearah datangnya suara itu.

“Kyuhyun.. bagaimana kau bisa ada disini?” kata Hyukjae yang terlihat kaget.

 “Sierra gwenchana?” kata Kyuhyun yang sedikit khawatir, tanpa memperdulikan pertanyaan Hyukjae.

“Gwenchanayo oppa” kata Sierra.

“Syukurlah. aku khawatir setelah mendapatkan telfon darimu kemarin. jadi kuputuskan untuk segera kembali ke Korea”

“Mianhae oppa, waktu itu aku sedang kalut” kata Sierra penuh sesal.

“Ne, ngomong-ngomong apa yang terjadi?” terlihat raut wajah Hyejeong, Hyukjae dan Sierra yang mendadak berubah.

belum sempat Sierra ingin berbicara tapi sudah lebih dahulu dipotong sama Hyejeong.

“Kau tau, Kyuhyun? kemarin calon tunangan Siwon datang kesini” kata Hyejeong dengan emosi meluap-luap.

“Jinjja???” yang dibalas anggukan dari Hyejeong dan Hyukjae.

“Jadi lelaki itu sudah punya tunangan? berarti selama ini kau ….” kata-kata Kyuhyun terhenti ketika dia melihat cairan bening itu kembali keluar dari mata sayunya Sierra.

“Mianhae.. aku hanya terbawa perasaan dan emosiku” kata Kyuhyun penuh sesal. Sierra hanya tersenyum.

“Kalian tau, wanita itu bahkan memberikan ini padaku, kemarin” kata Sierra mencoba untuk tegar sambil mengeluarkan sebuah surat undangan yang dihalaman depannya tertulis kata “PERTUNANGAN CHOI SIWON & KIM YURA” dan “for: Sierra Wright” dari dalam laci meja kamar tidurnya.

“MWOYA! wanita itu bahkan masih berani mengundangmu?” pecah sudah emosi Hyejeong saat ini. tanpa Hyejeong sadari ada orang yang jauh lebih terluka mengenai hal ini sahabatnya – Sierra.

“Jadi apakah kau akan tetap menghadirinya?” tanya Kyuhyun, diikuti tatapan sinis dari ‘HyeJae Couple’.

::: TO BE CONTINUE :::

NOTE: maaf ya kalo part duanya ini terlalu sedikit. jangan lupa commentnya yah dan tunggu part tiganya :D

2 comments on “MEMORIES [2/?]

  1. Ruth,, suer deh q gregetan sma si yura, ku ketook palanya boleh (¯▿¯٥ ) .. Hadeuh,,, kebawa emosi juga, itu artx feel nya dpet ㉪㉪㉪㉪㉪㉪㉪ ,, sukses yah utk ffnya – Yulia Cho @eurydiceCho –

    • hallo 🙂 makasih udah baca yah seneng banget.. kamu mau getok kepalanya Yura? aku juga mau ;p tapi aku takut dimarahin Siwon hehe (^^)v skali lagi makasih yah 🙂

Tinggalkan komentar